10 Megatrend Thinking Development( Life Long Learning)

10 Megatrend Thinking Development( Life Long Learning)
1.      Belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, jaringan      
Belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, jaringan ialah belajar melalui kelembagaan atau kelompok sosial yang ada di masyarakat. Organisasi, institusi, asosiasi, dan jaringan adalah sebuah wadah, tempat atau sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan kelompok sosial tersebut. Sedangkan pengelompokan nya merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur kelompok sosial untuk mencapai tujuannya. Terlibat aktif dalam organisasi, institusi, asosiasi, dan jaringan akan mengembangkan kemampuan dan kapasitas pribadi seseorang di masyarakat. Telah terbukti baik secara ilmiah maupun secara realita dikehidupan sehari-hari, orang-orang yang belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, dan jaringan lebih unggul dibandingkan mereka yang diam saja. Peran belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, dan jaringan dapat membangun softskill seseorang, yaitu karakter pribadi yang inisiatif, beretika, berpikir kritis, punya kemauan belajar, punya komitmen, punya motivasi, bersemangat, dapat diandalkan, integritas tinggi, pintar berkomunikasi lisan dan kreatif, serta kemampuan analitis yang terarah pada kemampuan mengatasi stress, menejemen diri, menyelesaikan persoalan, dapat meringkas, berkooperasi, fleksibel, kerja dalam tim, mandiri, merargumen logis dan menejemen waktu atau disiplin. Belajar dalam organisasi, institusi, asiosiasi dan jaringan dapat membangun karakter pribadi seseorang pada aspek-aspek tersebut karena aspek itulah yang akan dominan dalam mendukung peran kita di dalam  bekerja maupun kepada masyarakat.
2.      Belajar berfokus pada kebutuhan nyata
Belajar berfokus pada kebutuhan nyata ialah suatu proses belajar yang mana berfokus pada kebutuhan hidup seseorang sehingga kita dapat mengonsep kebutuhan apa yang memang kita butuhkan dalam kehidupan kita. Misalnya saja kebutuhan nyata pendidikan seorang manusia adalah belajar sepanjang hayat atau belajar seumur hidup, maka dia akan terus berfokus belajar pada kebutuhannya tersebut. Seseorang harus belajar berfokus pada kebutuhan nyata nya didalam kehidupan agar kebutuhan yang ada dihidupnya tersebut terpenuhi.
3.      Belajar dengan seluruh kemampuan otak
   Belajar dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada pada otak dan menggunakan pikiran yang hanya bertumpu pada otak tanpa melibat media lainnya. Seseorang menggunakan otaknya dengan cara dan pikiran yang berbeda-beda, ini karena mereka memiliki gaya dan kebiasaan sendiri dalam belajar. Penggunaan otak yang menggunakan saat belajar merupakan suatu hal yang penting untuk mengasah kemampuan otak dalam menyerap semua pembelajaran.
Ada beberapa cara belajar yang efektif seperti memperhatikan baik-baik saat materi disampaikan, memanfaatkan dengan baik segala fasilitas yang ada, menganalisis isi buku, catat materi menggunakan kata-katamu sendiri, rangkum materi setelah mendengarkannya dan latihan terhadap topik yang ada di catatan. Dan juga melatih fokus seperti segera ulangi pelajaran ketika dirumah, menata tempat belajar serapi mungkin, singkirkan segala yang mengalihkan perhatianmu, rileks dan beristirahat sejenak.
4.      Belajar bersama (bekerjasama)
Belajar bersama atau bekerjasama merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara berkelompok dan anggota-anggotanya bersama-sama menyelesaikan suatu masalah atau tugas dengan bertukar pikiran, membagi peran, saling mengemukakan pendapat, dan saling mengandalkan untuk hasil atau tujuan yang sama. Biasanya di sekolah guru sering memberi tugas kelompok kepada siswanya agar melatih siswa untuk bisa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas atau suatu masalah. Begitu juga didalam masyarakat, kita juga punya peran bergotong-royong untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada di masyarakat. Karena itulah metode belajar bersama atau bekerjasama ini sangat berguna dalam kehidupan kita di keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
5.      Belajar melalui multimedia, teknologi, format dan gaya.
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasiMultimedia sering digunakan dalam dunia informatika. Selain dari dunia informatika, multimedia juga diadopsi oleh dunia game, dan juga untuk membuat website. Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri atau otodidak.
Teknologi adalah suatu alat yang mampu untuk mempermudah atau memperlancar suatu pekerjaan.  Alat dalam suatu teknologi dapat berupa perangkat baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak
            Belajar melalui multimedia, teknologi, format, dan gaya merupakan metode pembelajaran yang menggembangkan diri seseorang melalui atau bersinergi dengan ilmu pengetahun teknologi (IPTEK). Multimedia, teknologi, format, dan gaya sangat membantu dalam pendidikan, yaitu dalam proses belajar maupun mengajar. Seseorang yang belajar dengan menggunakan multimedia, teknologi, format, dan gaya sebagai bagian dari perangkat media belajarnya akan bisa memperluas pengetahuannya lebih banyak dan mempermudah perkembangan dirinya dalam pembelajaran tersebut.
6.    Belajar langsung dari berpikir
Contoh belajar berpikir adalah menarik kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk dan fakta atau informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan. proses kognitif inferring ini harus dipecah ke dalam langkah-langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat, (b) mengidentifikasi fakta yang diketahui, (c) mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui sebelumnya, dan (d) membuat perumusan prediksi hasil akhir.
Tingkat berpikir seseorang dibagi menjadi kegiatan berpikir menjadi beberapa jenjang, yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking), berpikir kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking). 
Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis. Berpikir kompleks adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat menyebar dari suatu titik. Dalam pembelajaran langsung berpikir tersebut sesorang melakukan kegiatan belajar mengamati, menanyakan, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam analisisnya.
7.      Belajar melalui pengajaran/pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Maka dari itu Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Dengan kata lain bahwa Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
8.    Belajar melalui sistem pendidikan kita yang akan berubah cepat ( atau  lambat) untuk membantu belajar sepanjang hayat dan masyarakat.
Sistem pendidikan yang ada di Indonesia sekarang masih jauh tertinggal dari negara lain, dari tingkat sekolah dasar sampai di tingkat perkuliahan, dari segi fasilitas, media pembelajaran, maupun bahan ajaran. Sistem pendidikan di Indonesia berubah agak lambat perkembangan sistem pendidikannya. Oleh karena itu, untuk membantu belajar sepanjang hayat dan masyarakat demi terciptanya suatu sistem pendidikan yang berubah cepat ialah dengan kemauan belajar individunya sendiri diluar sistem pendidikan yang ada. Belajar bukan hanya didalam pendidikan formal saja melainkan diluar pendidikan formal juga banyak pengetahuan non akademik yang bisa diterapkan di kehidupan nyata yaitu di masyarakat, belajar diluar pendidikan formal juga bisa dibantu oleh teknologi untuk mencari pengetahuan yang ada lebih luas, lalu mempelajari dan mengembangkannya. Cara inilah yang membuat perkembangan sesorang lebih cepat disbanding sistem pendidikan di negaranya karena sejatinya belajar sepanjang hayat dalam arti sebenarnya adalah suatu pembelajaran yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Masih banyak pengetahuan yang jadi bagian dalam sistem pendidikan di Indonesia.
9.      Belajar bagaimana belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya  pencapaian pembelajaran banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dikonsep dan dijalankan dengan baik.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer